Presiden Robert Mugabe, yang telah memerintah Afrika selatan sejak 1980, berusaha

Presiden Robert Mugabe

Tempat-tempat pemungutan suara dalam pemilihan umum di Zimbabwe telah
ditutup. Pemilihan itu akan menentukan masa depan Presiden Robert
Mugabe yang telah lama memegang jabatan.

Jutaan warga Zimbabwe memberikan suara hari Sabtu untuk memilih
Presiden, Parlemen dan Dewan Perwakilan Daerah. Para pejabat tidak
mengumumkan jumlah yang pemilih yang turun ke TPS tetapi Reporter VOA,
Peta Thornycroft mengatakan jumlah yang memilih di Ibukota Harare, dan
Provinsi Mashonaland Barat dekatnya tampaknya tidak banyak.

Pemungutan suara umumnya berlangsung damai, meskipun sebuah bom
meledak di rumah Judith Mkwanda, calon anggota parlemen dari partai
yang berkuasa, di kota Bulawayo. Tidak ada laporan mengenai korban
luka. Robert Mugabe dan saingan utamanya, Simba Makoni serta Morgan
Tsvangirai, sama-sama meramalkan akan menang.

Berbicara kepada para wartawan, Tsvangirai menegaskan lagi Pemerintah
berusaha mencuri suara. Gerakan Oposisi untuk Perubahan ke arah
Demokrasi mengatakan, beberapa dari petugas pemilu dari pihaknya
dilarang datang ke tps-tps.

Robert Mugabe membantah tuduhan melakukan kecurangan, dengan
mengatakan, hati nuraninya tidak membolehkan dia berbuat curang. Para
penantangnya mengatakan, Zimbabwe memerlukan kepemimpinan baru setelah
terpuruknya ekonomi yang dianggap penyebab kenaikan inflasi lebih dari
100 ribu persen.

Presiden Robert Mugabe, yang telah memerintah Afrika selatan sejak
1980, berusaha untuk dipilih kembali ke-6 kalinya. Dalam rapat besar
di ibukota, Harare, Jumat kemarin, Mugabe menuduh saingannya menjadi
boneka Barat, dan mendesak para pemilih agar memberikan suara untuk
menolak pengaruh bekas kekuasaan kolonial Inggris.

Kandidat oposisi, Morgan Tsvangirai mengatakan pemerintah menyebabakan
kekurangan pangan dan tidak memberikan kesejahteraan rakyat. Para
penentang Mugabe-- Morgan Tsvangirai dari Gerakan bagi Perubahan
Demokratik, dan Simba Makoni, dari independent, mengatakan, Zimbabwe
memerlukan pimpinan baru. Mereka berjanji akan memperbaiki ekonomi,
yang lumpuh karena kekurangan pangan dan bahan baker yang kronis, dan
inflasi lebih dari 100 ribu persen.

Kata presiden, krisis ekonomi di Zimbabwe disebabkan oleh
sanksi-sanksi Barat Kedua kandidat oposisi itu mengatakan,
pemerintahan Mugabe telah memalsu daftar pemilih dan menggunakan
angkatan bersenjata untuk mengintimidasi pemilih.

 
© 2008 By Ipunk